Pages

Kamis, 30 Mei 2013



Di India tengah dan selatan kebudayaan Hindu terus berkembang, setelah India utara dan Hindustan dikuasai oleh raja-raja Islam yang datang dari Persia dan Asia tengah.
Diantara kerajaan-kerajaan di India tengah yang amat kuat ialah kerajaan Chalukya sampai tahun 1190. Kerajaan kekuasaannya besar pada abad ke delapan ialah Rashtrakuta. Rajanya yang terkenal, Krishna I mendirikan candi Kailasa, dipahat si dalam gunung batu dekat Ellora, di daerah Hydrabad sekarang. Agama Budha pada zaman itu mengalami kemunduran, sedangkan agama Hindu makin maju. Seperti yang telah diuraikan di atas penduduk Deccan (bangsa Dravida) sudah memiliki kebudayaan dan agamanya sendiri sebelum bangsa Arya datang dari utara.
Agama Budha yang disebarkan oleh Ashoka juga berkembang di daerah itu. Antara percampuran agama Brahma, Budha dan kepercayaan asli terbentuklah agama yang satu, yaitu agama Hindu. Hindu mengandung kebiasaan-kebiasaan, adat-adat dan aturan-aturan yang berakar pada kepercayaan asli dari masa sebelum kedatangan bangsa Arya.
India selatan adalah tanah yang subur terletak di daerah beriklim musim seperti Indonesia. Sejak zaman purbakala India selatan menjadi impian raja-raja di sebelah utara yang hendak menaklukkan daerah itu.
Kemudian mulai dari abad ke-4 sampai abad ke-8 terdengar kemashuran Kerajaan Pallava yang berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan yang tiga-tiganya adalah Pandya, Chola, dan Kerala atau Chera, dan juga memerangi kerajaan Chalukya di India tengah.
Asal-usul tentang bangsa Pallava hingga sekarang belum mendapat keterangan yang jelas. Beberapa ahli berpendapat bahwa nama Pallava berhubungan dengan nama Pahlavi di Persia, sehingga kemungkinan mereka berasal dari Persia.
Menurut penyelidikan terakhir, Pallava tidak lain berasal dari nama suatu suku yang terkenal sebagai pemimpin suku-suku yang jauh dari pusat kerajaan yang menguasai mereka. Pada abad ke -4 pusat pemerintahan kerajaan Pallava berada di dekat kota Madras sekarang, yaitu Kanchi.
Raja-raja yng terkenal adalah Mahendravarman (600-625) dan Narashinhavarman (625-645), keduanya mendirikan candi-candi tempat memuja Dewa Wisnu dan Dewa Syiwa. Kekuasaan raja-raja Pallava berkurang karena terus menerus berperang dengan Chalukya. 
Dengan lemahnya kekuatan Kerajaan pallava mengakibatkan bangkitnya kerajaan Chola. Pada pemerintahan rajarajadeva (985) dan anaknya Rajendra Choladeva I (1018), kerajaan Chola menguasai Sailan, Pegu, Martaban di Birma dan Kepulauan Andaman. Kerajaan-kerajaan tersebut berhubungan dengan sejarah zaman Islam di India utara dan Hindustan.
Kitab – kitab bahasa Tamil sampai sekarang banyak yang tersimpan , didalamnya terdapat syai – syair dan lakon – lakon (drama).Kemudian mulai dari abad ke 4 sampai abad ke 8 terdengarlah kemasyuran kerajaan Pallava yang menakklukan kerajaan – kerajaan tiga – tiganya dan memerangi kerajaan Chalukya di India Tengah juga. Suku Pallava itu mula – mula bersifat pengembara dan tak mau mendiami tempat yang tetap. Diabad ke 4 kerajaan Pallava sudah tersebut namanya yaitu pusat kota Kanchi. Raja – raja yang masyur ialah Mahendravarman (600-625) dan Narasinhavarman (625-645) keduanya mendirikan candi – candi yang indah tempat memuja Vishnu dan Siva. Kemudian kuasa raja –raja Pallava berkurang , sebab terus menerus berperang dengan Chalukya. Dengan surutnya kerajaan Pallava mulailah kerajaan Chola timbul sekali lagi. Kerajaan Chola itu mempunyai daerah yang melingkungi Sailan , Pegu , Martaban di Birma dan kepulauan Andaman. Candi yang amat masyur dan masih ada sekarang di Tanjore didirikan atas titah raja Rajarajadeva. Sebagian dari kerajaan Chola bernama Kalingga. Dalam nama ini tersimpan perkataan keeling. Dari India Utara datang terutama golongan yang hendak menyebarkan agama Buddha. Mereka itu dididik lebih dahulu dikota Kanchi , yang masyur namanya sebagai suatu pusat perguruan luhur , sebelum berangkat ke Indonesia. Jadi teranglah pada asalnya kebudayaan Hindu di Indonesia berdasarkan kebudayaan India Selatan dari abad – abad permulaan Tarich Masehi. Lama kelamaan dasar – dasar Hindu itu makin kabur , sedang corak asli bertambah terang. Kerajaan di India Utara, di bawah pegunungan Himalaya, jarang muncul dalam sastra India kuno. China muncul sebagai kerajaan dan dikenal dengan nama “Chin”, dikelompokkan sebagai kerajaan “Mlechcha” (suku bangsa yang budayanya lain dengan budaya India pada masa itu). Dalam sastra India kuno, disebutkan bahwa kerajaan di India Utara dipenuhi oleh berbagai kerajaan dengan suku bangsa yang penuh misteri. Kerajaan yang terkemuka di antara mereka adalah Kuru Utara atau Uttara Kuru. Beberapa sastra menyebutkan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah para Dewa. Kadang-kadang kerajaan tersebut muncul selayaknya seperti kerajaan lain, kadang-kadang disebut negeri tanpa Raja, kadang-kadang sebagai Republik. Kata “Kuru” yang sama, membuatnya dihubungkan dengan “Dinasti Kuru” di India (Korawa dan Pandawa). Beberapa sejarawan menganggap mereka merupakan leluhur bangsa Kuru di seluruh India, dan pada mulanya berada di India Utara (diidentifikasikan sebagai Kirgistan dan Tajikistan) kemudian menyebar di daratan India, mendirikan kerajaannya di wilayah negara bagian Haryana dan Uttar Pradesh di India. India Utara mengalami kerusakan disebabkan oleh masuknya bangsa Yue-Chi dari Tiongkok Tengah. Bangsa ini amat perkasa, sehingga mereka menaklukkan daerah-daerah Turkestan sekarang dan mengusir bangsa-bangsa Saka atau Scyt disekitar laut Kaspia.
Kesimpulan Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Di India Tengah dan Selatan kebudayaan Hindu terus berkembang, setelah India Utara dan Hindustan dikuasai oleh raja – raja Islam yang datang dari Persia dan Asia Tengah.
2.      Kerajaan yang besar juga dikuasainya diabad ke 8 ialah Rashtrakuta, dipahat di dalam gunung batu dekat Ellora, didaerah Hydrabad sekarang.
3.      India Utara mengalami kerusakan disebabkan oleh masuknya bangsa Yue-Chi dari Tiongkok Tengah. Bangsa ini amat perkasa, sehingga mereka menaklukkan daerah-daerah Turkestan sekarang dan mengusir bangsa-bangsa Saka atau Scyt disekitar laut Kaspia.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Wahyono, Mulyadi. 1992. Sejarah Perkembangan Agama Buddha I. Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu Dan Buddha, Departemen Agama Dan Universitas Terbuka.
2.      HTTP:// GOEGLE. Kerajaan zaman india utara, deccan dan selatan.
3.      HTTP:// wikipedia. Kerajaan zaman india utara, selatan.

0 komentar:

Posting Komentar